fbpx

Struk ATM Diduga Mengandung Senyawa Kimia, Ganggu Kesehatan ?

Indonesia Perlu Sekitar 9.752 Nakes Ortotik Prostetik
17 Januari 2019
PPNI Lampung Fokus Regulasi Keperawatan, Hukum & Pemberdayaan Politik
19 Januari 2019
Show all

Struk ATM Diduga Mengandung Senyawa Kimia, Ganggu Kesehatan ?

Wartaperawat.com – Kebiasaan yang dilakukan bagi pengguna jasa Anjungan Tunai Mandiri (ATM) adalah membuang atau menyimpan struk yang dikeluarkan dari mesin ATM tersebut.

Terkadang penyimpanan struk dilakukan sebagai barang bukti dari transaksi yang telah terjadi. Namun pada saat ini, keberadaan struk ATM menjadi perbincangan di masyarakat jika dihubungkan dengan masalah kesehatan.

Berkaitan dengan struk ATM yang akhir-akhir ini diduga mengandung bahan kimia, dimungkinkan akan menganggu kesehatan sehingga menjadi perhatian masyarakat dan diperlukan kewaspadaannya.

Untuk itulah perlu adanya kepastiannya, diharapkan dapat dilakukan kajian atau penelitian yang lebih detil dari pihak yang berwenang.

Menurut informasi yang beredar bahwa struk ATM mengandung senyawa kimia yang disebut Bisphenol A (BPA).  Masih perlunya kajian yang mendalam terkait bagaimana proses BPA masuk ke dalam tubuh dan apa yang disebabkan jika terpapar BPA.

Dalam keterangannya, Direktur Kesehatan Lingkungan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI dr. Imran Agus Nurali mengatakan bahwa struk ATM mengandung BPA yang mungkin berdampak buruk pada kesehatan.

“Memang ada informasi kertas print dari ATM itu mengandung Bisphenol A, semacam bahan dari plastik. Juga sekarang sudah dianggap bisa menimbulkan dampak buruk pada kesehatan,” kata dr. Imran, di Gedung Kemenkes, Jakarta, Rabu (16/1).

Imran menjelaskan perlu adanya informasi dari hasil kajian tentang bagaimana struk ATM berdampak pada kesehatan manusia.

“Uji klinis yang tidak mudah saya rasa. Ini peranan lembaga penelitian atau akademisi untuk memfasilitasi. Mudah-mudahan dampaknya nanti ke kebijakan pemerintah terkait penggunaan plastik,” katanya.

Yang terpenting bagi masyarakat adalah tetap waspada dengan melakukan langkah antisipatif. Misalnya tidak memegang struk terlalu lama, serta saling mengingatkan kepada orang di lingkungan sekitar. (IM)

 

Sumber : Berita dan foto dari Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat, Kemenkes RI

 

Tinggalkan Balasan

%d blogger menyukai ini: