fbpx

Indonesia Perlu Sekitar 9.752 Nakes Ortotik Prostetik

Program SUSTER, Upaya PPNI Kota Tangerang Layani Anggota
16 Januari 2019
Struk ATM Diduga Mengandung Senyawa Kimia, Ganggu Kesehatan ?
18 Januari 2019
Show all

Indonesia Perlu Sekitar 9.752 Nakes Ortotik Prostetik

Wartaperawat.com – Ketersediaan tenaga kesehatan dapat disesuaikan dengan jumlah penduduknya yang ada. Berbagai keahlian yang dimiliki oleh tenaga kesehatan, penting juga untuk memprioritaskan kebutuhan bagi para penyandang disabilitas.

Untuk diketahui bahwa ortotik prostetik merupakan ilmu yang mempelajari tentang pelayanan pengukuran, pembuatan, pengepasan alat bantu dan alat ganti anggota gerak tubuh manusia yang hilang atau disabilitas. Sementara, pada saat ini jumlah lulusan dari tenaga kesehatan belum banyak.

Sebenarnya kebutuhan akan tenaga kesehatan ortotik dan prostetik masih tinggi di Indonesia. Untuk itulah Kementerian Kesehatan (Kemenkes) terus berupaya meningkatkan jumlah tenaga kesehatan tersebut untuk memaksimalkan pelayanan kesehatan bagi penyandang disabilitas.

Menteri Kesehatan RI Nila Moeloek mengungkapkan bahwa Kemenkes berupaya memberikan pelayanan kesehatan bagi mereka melalui pelayanan ortopedi. Namun pelayanan itu perlu dimaksimalkan khususnya terkait jumlah tenaga kesehatan lulusan ortotik dan prostetik.

“Kami masih harus melakukan peningkatan seperti layanan khususnya jumlah prostetik dan ortotik. Sampai 2017 ada sekitar 350 lulusan ortotik dan prostetik. Rekomendasi WHO idealnya 1 tenaga kesehatan prostetik dan ortotik untuk 250 orang disabilitas pertahun,” kata Menkes Nila F Moeloek saat The Handover Ceremony of The Nippon Foundation – Jakarta School of Prosthetic and Orthotics (JSPO) di Poltekkes Jakarta 1, DKI Jakarta, Selasa (15/1/2018).

Menkes mengatakan kebutuhan untuk prostetik dan ortotik di Indonesia masih tinggi. Sekitar 9.752 tenaga kesehatan ortotik prostetik yang dibutuhkan di Indonesia.

Salah satu upaya yang dilakukan Kemenkes adalah dilakukannya kerjasama dengan Nippon Foundation melalui exceed worldwide dalam pengembangan JSPO di Poltekkes Jakarta 1. Kerjasama tersebut memiliki kontribusi tinggi dalam pemenuhan ahli ortotik prostetik.

Contohnya, melalui kerjasama ini JSPO telah mendapatkan pengakuan akreditasi internasional sebagai level kategori 1 yang merupakan kualifikasi pendidikan ortotik prostetik tertinggi dari International Society for Prosthetic and Orthotics (ISPO).

Dengan adanya kerjasama ini, Menkes mengharapkan kerjasama antara Kemenkes dan Nippon Foundation dapat dilanjutkan dan diperluas ke program prioritas Kemenkes. Diharapkan juga JSPO Poltekkes Jakarta 1 dapat terus mempertahankan kualitasnya sebagai institusi pemegang level 1 kategori ISPO.

“JSPO Poltekkes Jakarta 1 semoga terus meningkatkan mutu pelayanan kesehatan masyarakat melalui penyelenggaraan pendidikan dan akan meluluskan tenaga kesehatan yang unggul,” imbuh Menkes. (IM)

 

Sumber : Berita dan foto dari Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat, Kemenkes RI

 

Tinggalkan Balasan

%d blogger menyukai ini: