fbpx

PPNI & HIPANI Utamakan Standar & Penyatuan Persepsi Diklat

AJCCN Ke-28 Brunei Darussalam : Demi Kepentingan & Kebijakan Profesi Perawat
15 Februari 2019
Usai Rakerda II, PPNI Kota Pekalongan Berkomitmen Bangun Kantor Sekretariat
17 Februari 2019
Show all

PPNI & HIPANI Utamakan Standar & Penyatuan Persepsi Diklat

Wartaperawat.com – Kegiatan pendidikan berhubungan dengan peningkatan pengetahuan dan pemahaman atas lingkungan secara menyeluruh, sedangkan pelatihan merupakan suatu usaha peningkatan pengetahuan dan keahlian seseorang untuk mengerjakan suatu pekerjaan tertentu.

Dengan adanya pendidikan dan pelatihan keperawatan yang biasa dilaksanakan salah satunya sebagai sarana untuk mendapatkan tenaga perawat yang berkualitas dan berkompeten, sehingga perlu mendapatkan dukungan dari pihak yang terkait.

Dari berbagai pelaksananaan Diklat yang berlangsung selama ini, kemungkinan persamaan persepsi yang menjadi panduan belum terlaksana dengan baik.

Melalui keinginan pencapaian tersebut, Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) bersama dengan Himpunan Perawat Anestesi Indonesia (HIPANI) mengundang penyelenggara pelaku Diklat di Rumah Sakit untuk saling berbagi pengalaman dalam upaya menciptakan SDM anestesi yang diharapkan.

“Kita ingin menyamakan persepsi dalam kontek pelaksanaan pelatihan perawat anestesi. Dalam perspektif PPNI sesuai dengan UU No 38 tahun 2014 bahwa perawat mempunyai tugas utamanya adalah memberikan asuhan keperawatan pada semua pelayanan. Kami berpikir setiap unit pelayanan itu pasti membutuhkan asuhan keperawatan, makanya adanya perawat termasuk di area anestesi,” ucap Harif Fadhillah saat membuka rapat Penyamaan Persepsi dan Sosialisasi Diklat RS yang akan bekerjasama dengan HIPANI – PPNI di Graha PPNI Jalan Lenteng Agung, Jakarta Selatan, DKI Jakarta, Kamis (14/2/2019).

Harif Fadhillah mengatakan sesuai dengan kondisi yang ada baik di regional maupun global untuk menghimpun dan menaungi para perawat yang berpraktek di area anestesi, maka pada tanggal 3 Desember 2016 terbentuklah HIPANI (Himpunan Perawat Anastesi Indonesia).

“Tugas utama Hipani bersama PPNI adalah meningkatkan dan mengembangkan pengetahuan dan keterampilan di areanya, untuk dapat mengembangkan maka diperlukan standar, strategi pengembangan termasuk cara penyampaian bahkan sampai dengan mekanisme tupoksi pengakuannya,” jelasnya.

Menurut Harif Fadhillah, pada semua ikatan/himpunan termasuk HIPANI sepakat dalam membuat satu macam sistem mulai dari membuat standar pelatihan hingga mengeluarkan sertifikat. Selain itu diungkapkannya, mungkin pada pelatihan yang selama ini diadakan, mungkin saja ada perubahan sedikit atau banyak sehingga pada saat ini diperlukan adanya persamaan persepsi, termasuk upaya PPNI untuk mendapatkan pengakuan dari pelatihan yang dilakukan.

“Kami akan meningkatkan proses sertifikasi pada pelatihan, dengan upaya akan bekerjasama dan perlunya Training Of Trainer (TOT) bersama LAN (Lembaga Administrasi Negara) dalam hal legalitas agar tidak ada keraguan atas pelatihan yang dilakukan, sehingga akan sesuai dengan ketentuan maupun regulasi dari pemerintah kita,” harapnya.

Sehubungan dengan tuntunan dari perkembangan yang ada di RS saat ini dalam memasuki revolusi industri 4.0, Harif Fadhillah berharap disaat pertemuan ini nantinya ada masukan dari peserta yang hadir atas permasalahan tersebut. Selain itu, adanya pengetahuan-pengetahuan yang setiap waktu berubah dan perlunya disatukan dalam upaya meningkatkan performa perawat anestesi.

Dalam kegiatan ini, Sekretaris Jenderal DPP PPNI Mustikasari turut hadir dalam memberikan pengarahan. Disamping itu, hadir pula Pengurus DPP PPNI yang membidangi masalah hukum.

Adapun pembahasan dalam pertemuan kali ini : 1. Aspek Legal Pelatihan oleh HIPANI., 2. Aspek Legal Sertifikasi oleh HIPANI., 3. Kurikulum., 4. Akreditasi Diklat., 5. Silabus Mata Ajar., 6. Pengajar., 7. MoU., 8. Modul., 9. Tingkatan Pelatihan Anestesi dalam PKB., 10. Jenis Pelatihan., 11. Jumlah JPL dan SKP.

Usai kegiatan, Ketua Umum HIPANI Waryono berkesempatan memberikan ulasan berkaitan dengan maksud dan tujuan dari acara yang mendapatkan perhatian dari peserta yang berasal dari luar kota Jakarta.

“Kegiatan hari ini untuk mempersatukan persepsi untuk Diklat perawat anestesi yang mendapatkan langsung dari pengarahan Ketum DPP PPNI (Harif Fadhillah), sehingga harapan dari teman yang akan melakukan Diklat, dapat menyatukan persepsi dan komitmen yang sama untuk meningkatkan SDM perawat anestesi,” ungkap Waryono.

Dikatakannya, dari perawakilan RS yang hadir disini yang memang sudah punya Diklat. HIPANI juga sudah melakukan Diklat bersama, terakhir di RS Sentosa dan RS Dustira/AD (Bandung). Saat Diklat di RS Dustira, pada satu angkatannya peserta sebanyak 29 orang, sedangkan untuk RS Sentosa sudah dua angkatan, selain itu RS Siloam, RSCM dan RSIJ sudah melakukan juga.

“Dengan adanya kegiatan itu, perlunya satu persepsi dan harus adanya standar mutu yang sama, dimana satu hal harus mengikuti profesi kita, yang mana HIPANI dibawah naungan PPNI,” terangnya.

Mengakhiri pendapatnya, disampaikan bahwa yang berkaitan dengan pembiayaan akan disesuaikan nantinya. Selain itu, berkaitan dengan peningkatan ilmu anestesi, ia beralasan adanya suatu efidermis yang saling berkesinambungan.

“Melalui Diklat yang dilakukan RS diharapkan nantinya dapat menghasilkan SDM perawat anestesi yang dapat mampu bekerja dan melayani sesuai dengan kompetensi yang dimiliki,” pungkasnya. (IM)

 

 

Tinggalkan Balasan

%d blogger menyukai ini: