fbpx

Ini PR & Siaga HIPGABI Tangani Dampak Bencana Di Tanah Air

Ketum PPNI : TOT Terintegrasi, Demi Kemajuan Organisasi & Profesi
5 November 2018
Pengurus HPMI : Peran Perawat Manajer, Kunci Keberhasilan Pelayanan
7 November 2018
Show all

Ini PR & Siaga HIPGABI Tangani Dampak Bencana Di Tanah Air

Wartaperawat.com – Kejadian gempa dan tsunami maupun bencana lain di wilayah Indonesia menjadi perhatian bersama untuk terus mempersiapkan segala kemungkinan dalam hal kebutuhan maupun penanganan di segala bidang.

Pada bidang keperawatan menjadi bagian prioritas yang perlu disiagakan selain tenaga kesehatan lainnya, untuk dapat memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat yang terdampak dengan musibah bencana yang dialami.

Himpunan Perawat Gawat Darurat dan Bencana Indonesia (HIPGABI) menjadi salah satu himpunan perawat yang bernaung di bawah Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI), dimana kehadiran dan eksistensinya diharapkan pada saat kejadian berlangsung.

Kontribusi HIPGABI selama ini telah dirasakan oleh masyarakat yang mengalami bencana. Namun, masih adanya kekurangan yang perlu terus diperbaiki, agar nantinya mutu pelayanan berikutnya dapat ditingkatkan dari penanganan yang diberikan selama ini.

Menurut, mantan Ketua Umum HIBGABI, Amelia Kurniati, S.Kp. MN, saat ditemui di Graha PPNI Jakarta, Rabu (17/10/2018), sebelum kegiatan Ilmiah Tahunan dan Konggres Nasional III HIBGABI 2018 di Manado. Dikatakannya, bahwa masih diperlukan sistem penanganan bencana yang baik, dikarenakan negara Indonesia saat ini rawan bencana.

Ia menceritakan bahwa bencana alam seperti kejadian di Aceh, Lombok dan terakhir di Palu menjadi bukti Indonesia memang rawan bencana dan perlu penanganan yang cepat dan efisien.

Mengenai peran HIBGABI dijelaskannya, memiliki pelimpahan tugas tentang bencana dan perlu dijalankan dengan sebaiknya. Ia menginginkan untuk kedepannya, sistem pelayanan secara keilmuan dan SDM perlu terpadu. Jadi saat kejadian bencana, di saat itu pula sistem pelayanan sudah bisa berjalan. Tentunya, perlu duduk bersama dengan pihak yang terkait untuk memperbaiki sistem pelayanan yang sudah berjalan selama ini.

Ditambahkan Amelia, bahwa pada saat ini pelayanan sudah terpadu dari berbagai himpunan keperawatan yang ada di Indonesia dalam memberikan pertolongan bencana, dengan cara melalui koordinasi dengan PPNI, termasuk juga dari pengurus HIBGABI dan PPNI yang ada di pusat (DPP) maupun di daerah (DPW).

Saat ini pula, katanya dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat, telah melalui penerapan nurses caring for nurses to serve the people better, artinya dimana perawat dapat mengurus perawat yang terdampak bencana, diharapkan pula, perawat dapat memberikan pelayanan yang terbaik kepada masyarakat.

Amelia yang pernah menjadi Ketum HIPGABI dua periode ini berharap kedepannya penanganan bencana akan lebih mendetail atau terperinci lagi, selain penanganan langsung, adanya keilmuan dan SDM yang harus lebih terpadu lagi. Menurutnya, keilmuan perawat dalam mengatasi bencana setiap waktu diharapkan selalu berubah dan bertambah.

Disamping itu, Amelia inginkan adanya sistem pencatatan yang positif maupun negatif di saat memberikan penanganan bencana. Ia pun sadari bahwa pelayanan yang diberikan saat ini, diawali dengan memberikan pelayanan terbaik terlebih dahulu, jadi belum adanya koordinasi dengan baik dalam hal keilmuannya.

Diungkapkannya, saat ini pencatatan dan foto masih terbatas, padahal itu menjadi bagian terpenting dan menjadi bahan evaluasi untuk penanganan selanjutnya. Ia berharap nantinya adanya badan atau bidang yang mengurus hal tersebut, jadi penting sekali untuk dilakukan dan dikembangkan, agar menjadi lebih baik lagi penanganan yang diberikan.

Amelia menyatakan tertarik dengan sistem SPDGT, dengan adanya kordinasi DPP PPNI dan HIBGABI di Pusat dan daerah yang saling berkoordinasi dalam menangani bencana, dengan melibatkan daerah yang tidak terkena bencana dan berada di sekitarnya untuk langsung memberikan bantuan, jadi lebih efiesien dan meminimalisir biaya.

Ia memuji dan bangga terhadap penanganan gempa terakhir di Sulawesi Tengah, ini membuktikan telah diterapkannya sistem SPDGT. Diketahui DPW/DPD di Palu tak berdaya, dikarenakan langsung terkena dampaknya, sehingga tidak maksimal perawatnya untuk memberikan bantuan keperawatan, akhirnya DPW dan DPD sekitarnya langsung memberikan bantuan.

Dalam permasalahan ini, ia jelaskan pula posisi antara PPNI dan HIBGABI saling mendukung, tentunya PPNI sebagai payungnya, untuk terus saling berkoordinasi dalam penanganan masalah bencana di Indonesia. Disamping itu, perlu nantinya ada sistem penanganan maupun pelayanan terpadu yang baik lagi dalam mengatasi bencana, dengan melibatkan seluruh DPW dan DPD PPNI di seluruh Indonesia.

Terakhir, ia katakan bahwa PPNI dan HIPGABI sudah siap tangani bencana secara cepat dan efisien di kemudian hari, tentunya melalui koordinasi yang lebih baik lagi. (IM)

 

 

Tinggalkan Balasan

%d blogger menyukai ini: