fbpx

Zoominar DPP PPNI : Sarana Kebutuhan Perawat & Informasi Proker PPNI Terkini

Menkes Salurkan Kembali Santunan & Insentif Bagi Nakes Tangani Covid-19 Di Jakarta
19 Agustus 2020
Menkes Serahkan Santunan Bagi Nakes Yang Gugur & Insentif Di RS Fatmawati
21 Agustus 2020
Show all

Zoominar DPP PPNI : Sarana Kebutuhan Perawat & Informasi Proker PPNI Terkini

Wartaperawat.com – Animo masyarakat keperawatan terhadap pelaksanaan Zoominar yang diselenggarakan oleh Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia (DPP PPNI) bersama Tim Penangananan Covid-19 DPP PPNI cukup tinggi.

Keterlibatan Ketua Umum DPP PPNI Harif Fadhillah, S.Kp.,SH.,M.Kep.,MH sebagai Keynote Speaker dan pemandu acara Zoominar Jajat Sudrajat, yang juga Ketua Tim Penanganan Covid-19 DPP PPNI, turut memberikan kontribusi dalam menyebarkan ilmu pengetahuan terkini, terutama dalam penanganan wabah Covid-19.

Disamping itu, keberadaan Zoominar juga sekaligus menginformasikan atas keterlibatan PPNI dengan berbagai komponen dalam upayanya membantu program pemerintah dan tentunya dukungan perawat dan pihak terkait lainnya lebih diharapkan.

“Hari ini kegiatan Zoominar memasuki yang ke 94, banyak yang bertanya kepada saya melalui media sosial, berkaitan Zoominar yang sempat istirahat selama 3 hari. Saya kira pertanyaan itu mengembirakan, bahwa ini sebuah kebutuhan seperti yang juga disampaikan pak Jajat Sudrajat tadi,” ucap Harif Fadhillah, saat membuka kembali Zoominar Sesi 94, ketika sedang berada diperjalanan, Selasa (18/8/2020).

Ketua Umum DPP PPNI ini mengatakan bahwa peminat Zoominar mengikuti kegiatan Zoominar terus menerus sangat beralasan, dikarenakan pengetahuan itu terus berkembang secara global dan ada pula rumusnya bahwa setiap tahun pengetahuan berkembang menjadi dua kali lipat.

“Oleh karena itu, kita harus terus menerus mengikutinya, bagaimana kita bisa menyiapkan diri untuk menghadapi perkembangan itu,” tegasnya.

Dengan adanya kegiatan Zoominar tersebut, terangnya, merupakan salah satu cara untuk menyiapkan diri dengan cara mengikuti perkembangan yang ada, yaitu saling bertukar informasi.

“Terutama kepada narasumber, tentunya memberikan informasi yang pastinya terupdate, sehingga hal itu menjadi keuntungan dalam mengikuti Zoominar,” sebutnya.

Diungkapkannya, selama tiga hari istirahat itu, dikarenakan dalam rangka menghormati peringatan HUT Kemerdekaan Indonesia, dan diyakininya, bahwa sejawat perawat di lingkungan masyarakatnya banyak sekali terlibat, sekaligus menjaga lingkungan untuk selalu mematuhi protokol kesehatan. Hal itulah menjadi alasan untuk meliburkan Zoominar, namun dilanjutkan kembali pada hari Selasa ini.

“Semoga tidak ada teman-teman kita yang terpapar di beberapa hari yang lalu itu, karena banyaknya kegiatan di masyarakat. Dikarenakan, ada perawat dan tenaga kesehatan lainnya sebagai penjaga/safety guard,” imbuhnya.

Harif Fadhillah mengatakan pula dan perhatiannya di HUT RI ke 75 yang memang istimewa, karena dalam keprihatinan bangsa, termasuk keprihatinan profesi perawat yang masih saja berguguran dalam menangani pandemi Covid-19.

“Saya mendapatkan kabar kemarin dari Sumatera Utara, berita perawat ada yang wafat, dan semoga ini yang terakhir, gugur dalam perjuangan kemanusiaan,” tuturnya.

Pada kesempatan ini pula, Harif Fadhillah mengucapkan salam hormat dan berterima kasih kepada Ketua Kolegium Keperawatan Maternitas Prof. Dr. Yati Afiyanti, SKp.,MN, dan Ketua IPEMI Ns. Desrina Harahap, Sp.Kep.Mat, yang sudah mengirimkan narasumber dari Kolegium Kep Maternitas dan IPEMI di kegiatan Zoominar kali ini.

Lebih lanjut, disampaikannya pula, sehubungan dengan viralnya seruan atas Hak kesehatan Ibu dan anak dimasa pandemi Covid-19 di media massa, hal itu berkaitan adanya suatu Gerakan yang dipelopori oleh empat organisasi, yaitu GKIA (Gerakan Kesehatan Ibu dan Anak), PPNI, PB IDI (Ikatan Dokter Indonesia) dan IAKMI (Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia).

Berdasarkan keterangannya atas Gerakan itu, bahwa dalam masa pendemi ini, ada sesuatu yang sangat berpotensi dan berbahaya besar bila diperhatikan, yaitu mengabaikan kesehatan ibu dan anak, terutama anak-anak sebagai penerus generasi yang akan datang.

“Maju atau tidaknya di masa mendatang, sangat tergantung pada anak-anak hari ini. Bagaimana pola asuh ibunya dan kesehatan ibunya. Hal ini kita menggangap penting, ini sesuatu yang kritis, sehingga kita harus perjuangkan bersama, jadi tidak bisa sendiri dan harus dilakukan bersama-sama,” ungkapnya.

Dikatakannya, saat masa pandemi ini, banyak layanan kesehatan Ibu dan anak yang tidak bisa melakukan aktifitasnya, beberapa bagian Puskesmas, Klinik di RS tutup dan Posyandu juga ditiadakan. Tentu berkurangnya akses pelayanan dan pemeriksaan kondisi kesehatan ibu dan anak.

“Untuk itulah, kita bersama-sama mengingatkan, bahwa walaupun dalam masa pandemi, kesehatan ibu dan anak itu harus menjadi prioritas juga,” sebutnya.

Berdasarkan penuturannya, agar tidak menimbulkan masalah-masalah baru, yang disebabkan tidak ada adanya layanan Posyandu, akses layanan ibu dan anak berkurang, termasuk imunisasi tidak jalan. Dampaknya nanti dipastikan jangan-jangan jika pandemi sudah selesai, akan timbul penyakit-penyakit yang selama sudah hilang, dikarenakan imunisasinya yang tidak terpenuhi, hal ini menjadi kekhawatiran bersama.

“Oleh karena itu, sekali lagi kepada Perawat Maternitas agar terus menerus dan juga bekerjasama dengan berbagai pihak untuk mendukung hal ini,” ujar Harif Fadhillah.

Sebenarnya dalam hal ini, menurutnya bagi para Penggawa dari ilmu keperawatan, keilmuan keperawatan dan praktisi keperawatan, harus bisa banyak bergaul dengan berbagai komponen yang lain.

“Agar dapat juga memperkenalkan keilmuan keperawatan kepada pihak lain, sehingga kita tidak seperti dalam kiasan, maksudnya : tidak seperti katak dalam tempurung,” sebutnya.

Makna katanya, jadi pengetahuan tidak hanya kita sendiri saja yang tahu, sedangkan orang lain tidak tahu, sehingga pengembangan akan terhambat dikarenakan orang lain tidak mengetahuinya.

“Saya harap dan terima kasih kepada beberapa kolegium dan ikatan/himpunan mampu dan mau bekerjasama dengan komponen lain, yang tujuannya, bagaimana kita dapat mengambil dan memberi pengalaman dari yang lebih maju dan memberi tahu bahwa kita ini adalah punya potensi,” ungkapnya.

Hal ini yang diharapkannya, kepada seluruh ikatan dan himpunan serta seluruh kolegium, sehingga ilmu keperawatan itu dapat dikenal sebagaimana dikenalnya profesi perawat itu sendiri.

“Jangan sampai orang mengenal perawatnya saja, tapi ilmu keperawatannya atau apa yang dilakukan perawat itu orang tidak tahu, hal ini lah yang kita harus bangun selama ini,” kata Harif Fadhillah. (IM)

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Tinggalkan Balasan

%d blogger menyukai ini: