fbpx

Menkes Apresiasi PPNI, Relawan Peduli Korban Bencana Tetap Teregistrasi

DPK PPNI Wae Nakeng Peduli Kesehatan Masyarakat, Gelar Baksos Di HUT RI Ke-74
21 Agustus 2019
Demi Studi Banding, KKHI Makkah Disambangi Kemenkes Turki
23 Agustus 2019
Show all

Menkes Apresiasi PPNI, Relawan Peduli Korban Bencana Tetap Teregistrasi

Wartaperawat.com – Berkat peran dan kepedulian Persatuan Perawat Nasional Idonesia (PPNI) terhadap korban bencana di tanah air mendapatkan apresiasi dari pemerintah Indonesia.

Dengan adanya dukungan dan koordinasi yang baik dari tingkat pusat (DPP PPNI), Provinsi (DPW), Kabupaten/Kota (DPD) hingga Komisariat (DPK) dan kerjasama dengan pihak terkait, segala bentuk aksi kemanusian dalam penanganan bencana dapat teratasi dengan baik pula.

Melalui berbagai pertimbangan dan pengamatan, bersyukur PPNI mendapatkan penghargaan atas dedikasinya dalam keterlibatan penanganan krisis kesehatan di Sulawesi Tengah tahun 2018 lalu.

Penghargaan tersebut diserahkan secara langsung oleh Menkes Prof.Dr.dr. Nila F Moeloek, Sp.M(K) kepada Ketua Umum DPP PPNI Harif Fadhillah, S.Kep.,M.Kep.,SH.,MH disaat peringatan HUT RI ke-74 di tingkat Kemenkes RI.

Selain PPNI, organisasi atau institusi yang menerima penghargaan diantaranya :  Kepala Pusat Kesehatan TNI, Rektor Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Veteran Jakarta, Ketua Perhimpunan Ahli Bedah Ortopedi Indonesia (PABOI), Kepala Pusat Kedokteran dan Kesehatan (Pusdokkes) POLRI,  Direktur RS Persatuan Gereja Indonesia (PGI) Cikini – Jakarta, Ketua Kwartir Nasional (Kwarnas) PRAMUKA dan Sentra Laktasi Indonesia (SELASI).

“Kejadian bencana yang terjadi di tanah air pada saat-saat ini menjadi sesuatu yang semua saling membutuhkan. Kami dari Kementerian Kesehatan sangat memberikan apresiasi kepada teman-teman relawan kesehatan yang ikut serta dalam menanggulangi kesehatan disaat terjadinya bencana,” ucap Dr. Rita Djupuri, DCN., M.Epid, usai pemberian penghargaan di Gedung Kemenkes RI, Sabtu (17/8/2019).

Kabid Fasilitasi Penanggulangan Krisis Kesehatan, Pusat Krisis Kesehatan Kemenkes RI ini menyebutkan, ada beberapa tenaga kesehatan yang berperan dalam penanganan kesehatan, diantaranya : perawat, dokter, dokter spesialis, dokter gigi, ahli kesehatan masyarakat dan tenaga kesehatan lainnya serta NGO.

Sehubungan dengan peran tersebut, Rita mengungkapkan, bahwa Menkes memberikan apresiasi ke semua organisasi atau unit, sebenarnya berjumlah 284 organisasi yang ikut serta dan mereka mencatatkan dirinya pada saat datang atau teregistrasi di lokasi bencana, terutama saat kejadian di Sulawesi Tengah, sekaligus mereka membawa tenaga kesehatan maupun bantuan kesehatan.

“Semua yang tercatat di Provinsi, itu dicatat semua dan kami mintakan kepada rekan sejawat dan keberbagai teman (kluster Kesehatan) untuk mengusulkan siapa saja pada peringatan HUT RI ke-74 di Kemenkes, yang mendapatkan penghargaan secara simbolis. Sebenarnya semua yang dapat penghargaan ada 284, sedangkan yang dipanggil hanya 8 unit saja,” jelasnya.

Diterangkannya, tujuan pemberian penghargaan ini, sebagai bentuk apresiasi dari dedikasi yang telah diberikan. Semua mengetahui pada saat terjadi bencana, banyak unit atau organisasi tidak hanya membantu materil, tetapi tenaga, waktu, dan banyak sekali diberikan kepada Kemenkes, untuk disumbangkan kepada para korban bencana yang memerlukan. Tentunya dalam hal ini, Menteri Kesehatan memberikan apresiasi dalam bentuk penghargaan tersebut.

“Kita lihat sekarang, banyak terjadi bencana dan banyak sekali kesadaran orang untuk membantu. Tenaga bantuan ini sebelumnya sangat sulit tercatat, jadi mereka bergerak sendiri, mereka berdedikasi atau tanpa pamrih, tapi tidak tercatat,” ujar Rita.

“Jadi untuk sekarang dan akan datang, registrasi tetap berjalan atau dilakukan, sehingga bila nanti ada bencana yang terjadi, dan bila kami dari Kemenkes memerlukan bantuan, maka kami dapat mudah memanggil unit-unit tersebut, untuk kita mobilisasi ke daerah lain yang membutuhkan,” lanjutnya.

Berdasarkan pengalaman sebelumnya, Ia terangkan pula, Kemenkes juga sudah menerapkannya, saat terjadi bencana banjir di Sentani (Papua). Dengan cara meminta dari unit yang sudah ada untuk membantu kejadian disana, termasuk pula Kemenkes turut menangggung semua biaya operasionalnya.

“Jadi semua unit yang sudah teregistrasi ini akan dijadikan champion, sebagai tenaga bantuan kesehatan, baik yang terjadi di dalam maupun luar negeri. Kita akan memobilisasi mereka, untuk ikut serta membantu, disamping kemampuannya tidak diragukan lagi,” tegasnya.

Rita berharap kedepannya, semoga tenaga bantuan kesehatan ini terus ikut aktif dalam komunikasi, sehingga apabila diperlukan bantuannya akan turut aktif. Pentingnya, mengikuti sistim, jika datang ke lokasi bencana dipastikan sudah tercatat atau teregistrasi, termasuk masa tugas dan hal lainnya.

Selain itu, Kemenkes mempunyai program pengembangan kapasitas dan nantinya akan dilibatkan. Menurutnya, ini merupakan peluang tenaga kesehatan untuk dimobilisasi di setiap daerah. Jadi bukan inisiatif mereka sendiri, namun pihak Kemenkes juga akan memobilisasi mereka di waktu yang akan datang, baik bencana yang terjadi di dalam maupun luar negeri.

“Informasi yang didapat dari BNPB, bahwa memang ada lebih dari 136 Kabupaten/Kota di Indonesia akan rawan terjadi bencana, sehingga sangat membutuhkan bantuan bila terjadi sesuatu hal bencana,” terang Rita.

Berkaitan dengan hal tersebut, pihaknya Kemenkes telah melakukan pelatihan menghadapi bencana. Dengan cara melakukan simulasi bencana dan sudah sering dilakukan baik yang bentuknya pelatihan atau sifatnya capacity building yang dilakukan bersama-sama. Pelatihan tersebut sudah dilakukan baik di daerah maupun pusat.

“Saya juga mengucapkan terima kasih kepada teman-teman di PPNI yang selalu terlibat dan juga bukan sedikit tenaga yang digunakan dalam melakukan mobilisasi. Beberapa kali pihak Kemenkes ikut memobilisasi dan juga turut membiayai ke lokasi bencana. Semoga selanjutnya, kita tetap bekerjasama,” pungkasnya. (IM)

 

 

Tinggalkan Balasan

%d blogger menyukai ini: