fbpx

FIK UI Berkontribusi & Edukasikan Cara Menekan Penularan HIV di Lapas

Perawat SumSel Berkompeten & Eksistensinya Dalam Asian Games 2018
28 Agustus 2018
Pemda Kota Mataram, NTB Berterima Kasih Kepada PPNI
30 Agustus 2018
Show all

FIK UI Berkontribusi & Edukasikan Cara Menekan Penularan HIV di Lapas

Wartaperawat.com – Dalam menangani permasalahan penyakit menular maupun tidak menular yang ada di masyarakat diperlukan juga peranan pihak tertentu dalam upaya menekan perkembangan penderitanya. Ruang lingkup penanganan dapat dilaksanakan di tengah masyarakat ataupun pada warga binaan yang berada di Lapas.

Secara global, kepatuhan ODHA narapidana terhadap terapi antiretroviral (ARV) menurun tajam setelah seseorang dibebaskan dari penjara. Pada saat yang sama, banyak orang dengan HIV/ AIDS (ODHA), warga binaan tersebut kembali mengkonsumsi narkoba dan melakukan kegiatan seksual berisiko tinggi yang berkontribusi terhadap penularan HIV di sekitar lingkungan masyarakat setelah keluar dari penjara.

Untuk itulah, dalam meningkatkan peranaannya di masyarakat, maka Fakultas Ilmu Keperawatan (FIK) Universitas Indonesia (UI) berinisiatif menggelar workshop Kepatuhan Warga Binaan Pemasyarakatan HIV + Dalam Pengobatan ARV Dan Pola Hidup Sehat. Acara dilaksanakan di Ruang Rapat Lantai 7 Gedung Pendidikan dan Laboratorium FIK UI Depok, Jawa Barat, Selasa (28/08/2018).

Dalam sambutannya, Direktur Perawatan Kesehatan dan Rehalitasi Kementerian Hukum dan HAM RI, Asminan Mirza Zulkarnain, Bc. IP., SH., MSi berharap agar kerjasama dibidang keperawatan tidak sebatas pada permasahan HIV saja, tetapi juga aspek keperawatan yang lainnya, diantaranya : Pertama, Pelatihan dalam rangka peningkatan kualitas SDM tenaga kesehatan di klinik Lapas/Rutan LPKA/LPAS. Kedua, Penelitian masyarakat civitas akademika dalam rangka peningkatan layanan kesehatan bagi warga binaan. Ketiga, Pengabdian masyarakat civitas akademika dalam rangka peningkatan layanan kesehatan bagi warga binaan.

Ia juga menginformasikan dari Data Base Pemasyarakatan (SDP) bahwa saat ini Lapas/ Rutan dan cabang Rutan/LPKA  diseluruh Indonesia ada sebanyak 522 bangunan. Semuanya dihuni sebanyak 247.869 orang. Berdasarkan jumlah narapidana, tahanan dan anak yang sakit sebanyak 6.409 orang dan diantaranya terkena HIV sejumlah 993 orang.

Mirza menjelaskan, meskipun presentasinya tidak besar tetapi jika tidak mendapatkan pelayanan pengendalian yang baik maka HIV akan dapat berkembang lebih cepat di lingkungan UPT Pemasyarakatan.

Cara mengantisipasinya, salah satunya Ia ungkapkan bahwa Mulai Maret 2017 lalu, Dirjen Pemasyarakatan telah menandatangani kerjasama dengan FIK UI untuk melaksanakan penelitian dengan  judul “Pengembangan dan Pengujian Intervensi Kepatuhan obat (ATHENA)” di 2 Lapas DKI Jakarta Klas IIA Cipinang dan Lapas Klas IIA Salemba.

Dari hasil penelitian tersebut, Ia katakan ada yang sudah disiplin dalam minum obat ARV, ada yang belum disiplin minum obat ARV dan ada yang menolak atau belum bersedia memulai minum obat ARV.

Menurutnya, tentunya kegiatan ini akan dijadikan sebagai bahan evaluasi dalam rangka untuk membuat  kebijakan dalam penanganan kepatuhan narapidana dalam minum obat. Selain itu, kerjasama yang  sedang berjalan diharapkan terus pula dikembangkan dan penyuluhan kesehatan bagi warga binaan dapat dilaksanakan di seluruh Indonesia.

Dalam kesempatan yang sama, Dekan FIK UI Agus Setiawan, S.Kp.,M.N., D.N menyampaikan apresiasinya terhadap kegiatan ini, dan berharap  agar kegiatan workshop ini dapat memberikan manfaat serta menambah pengetahuan yang telah dimilki bagi tenaga kesehatan yang selama ini bertugas di lingkungan Kemenkumham.

Selain itu, Ia jelaskan bahwa kerjasama yang saat ini sedang berlangsung antara Kemenkumham RI dengan FIK UI akan ditingkatkan kembali, sesuai dengan berbagai tingkat kepentingan yang akan datang.

Dalam acara workshop kali ini, pihak penyelenggara menghadirka narasumber yang berkompeten, diantaranya : Prof. Zubairi Djoerban, Internist, MD dengan materi Tren Epidemiologi HIV Dunia dan di Indonesia. Yuda Syahendra Direktur Program KOTEX materi Pengalaman Pendampingan Mendisiplinkan ARV, sedangkan workshop Pemberian Intervensi ATHENA dalam Lapas disampaikan Agung Waluyo, S.Kp., M.Sc., Ph.D.

Untuk peserta workshop berasal dari dokter, perawat ataupun tenaga kesehatan laiinnya di lingkungan Dirjen Pemasyarakatan Kemenkumham RI.

Diinformasikan bahwa  penggunaan ARV yang efektif di warga binaan pada saat seseorang keluar dari penjara dapat  meningkatkan kondisi kesehatan dan membatasi penyebaran. Realitanya, saat ini sangat sedikit intervensi kepatuhan obat telah dikembangkan untuk warga binaan.

Dalam hal ini, ATHENA yang merupakan program kepatuhan ODHA melalui edukasi keluarga dan pengkajian keperawatan. Program kepatuhan yang dimaksud adalah kepatuhan obat yang disampaikan oleh perawat di rumah pasien.

Hingga saat ini program ATHENA sedang diujicobakan pada dua kelompok 120 responden (60 intervensi & amp; 60 kontrol) dimana intervensi ATHENA yaitu edukasi hidup sehat dan disiplin minum ARV diberikan selama warga binaan ODHA di lapas dan setelah dibebaskan.

Dari perkembangan data yang telah didapat, diketahui bahwa presentase WB ODHA yang disiplin minum ARV adalah sebesar 73.3%. Namun dari responden tersebut yang terlibat dalam penggunaan NAPZA di dalam Lapas ternyata masih cukup tinggi yaitu 62%.

Adapun tujuan dari kegiatan workshop ini adalah mensosialisasikan perkembangan hasil penelitian kepada dokter dan perawat sehingga diharapkan seluruh tenaga kesehatan dapat meningkatkan kontribusinya dalam pemberdayaan warga binaan dan keluarga dalam pola hidup sehat dan kepatuhan minum ARV.

ARV adalah obat anti retroviral yang efektifmencegah perkembangbiakan virus HIV dalam tubuh pasien. Jika pasien warga binaan disiplin minum ARV, maka dapat mencegah penularan pada keluarga dan juga orang lain. (IM).

 

Tinggalkan Balasan

%d blogger menyukai ini: