fbpx

DPP PPNI Optimalkan Peran Edukator & Staffing Perawat : Demi Kepentingan Keselamatan

PPNI Berbagi Pengalaman Atas Keamanan Vaksin Covid-19 & Menghimbau Patuhi Prokes
1 Februari 2021
PPNI Konsisten Dukung Program Pemerintah & Bantu Penanganan Covid-19
3 Februari 2021
Show all

DPP PPNI Optimalkan Peran Edukator & Staffing Perawat : Demi Kepentingan Keselamatan

Wartaperawat.com – Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia (DPP PPNI) terus memberikan dukungan, motivasi dan ilmu pengetahuan secara online di masa pandemi Covid-19.

Melalui berbagai kesempatan, Ketua Umum DPP PPNI Harif Fadhillah menghimbau kepada Pengurus PPNI dan perawat dalam menjalankan program Pemerintah, terutama pada Zoominar DPP PPNI episode 208, mengangkat tema Peran Edukator & Staffing Perawat Pada Masa Pandemi Covid-19.

Dengan menghadirkan narasumber Juliansyah dan Putu Widhi Sudariani serta dipandu oleh moderator Fajar Susanti.

“Tentu saja bicara substansi materi hari ini sangat penting, yaitu pertama terkait edukasi pada masyarakat dan yang kedua terkait dengan staffing keperawatan di masa pandemi Covid-19,” kata Harif Fadhillah saat menjadi Keynote Speaker pada Zoominar DPP PPNI episode 208, melalui Youtube Bapena PPNI, Senin (1/2/2021).

Berkaitan dengan pembahasan edukasi pada masyarakat, diingatkannya bahwa untuk disadari bahwa angka terinfeksi Covid-19 di tanah air sudah mencapai 1 juta lebih orang dan belum ada tanda-tanda penurunan.

Menurut keterangan dari narasumber pada hari ini, Harif Fadhillah mengungkapkan bahwa angka yang terinfeksi Covid-19 di daerah masing-masing narasumber saat ini meningkat, sehingga harus disadari dan dipahami juga adanya peningkatan Covid-19 ini erat hubungannya dengan pelayanan kesehatan.

“Angka menunjukkan bahwa setiap 100 orang yang terinfeksi, maka 30 orang memerlukan pelayanan kesehatan, memerlukan juga pelayanan keperawatan tentu saja, dan 5% dari 100 orang itu memerlukan pelayanan yang critical,” terang Harif Fadhillah.

“Kita bisa nggak terbayangkan bahwa kalau meningkat terus, maka ujung-ujungnya kita adalah perawat sebagai garda terdepan ini yang akan menjadi ‘korban’ dalam kontek pandemi ini,” lanjutnya.

Berdasarkan pendapatnya juga, bahwa jumlah kasus Covid-19 yang semakin banyak mengakibatkan orang yang dirawat makin banyak, staf maupun fasilitas juga terbatas, sehingga ada kewajiban yang terus dilaksanakan dan juga turut merasakan kesusahan terlebih dahulu.

“Tentunya kita yang akan menjadi tidak terlindungi duluan, oleh karena itu pentingnya materi edukasi pada masyarakat ini, karena kita lihat bahwa masyarakat masih banyak yang belum patuh terhadap protokol kesehatan ini,” sebutnya.

Dikatakannya, sebenarnya perawat menjadi kunci salah satunya, dikarenakan sampai hari ini perawat masih dipercaya oleh masyarakat untuk memberikan edukasi, informasinya masih dapat dipercaya. Jadi peran perawat itu masih dipercaya, bahwa kadang-kadang juga perawat menjadi model di masyarakat.

Ditambahkannya, bahwa edukasi pada masyarakat ini sangat penting bagi teman sejawat, yang tentunya kalau kasus Covid-19 ini berkurang, maka akan menjadi ringan bebannya, sehingga akan juga dapat menjalankan kehidupan yang normal. Jadi bukan hanya kepentingan masyarakat saja, tapi juga kepentingan masyarakat keperawatan juga.

Sehubungan dengan materi yang kedua, yaitu hubungannya staffing perawat, menurutnya sebagai hal ini penting disampaikan jika rekan di ruang Zoominar terutama sebagai pengelola keperawatan.

Diungkapkannya juga, bahwa jumlah perawat itu lebih dari 1 juta orang, tapi apakah semuanya sudah terbiasa atau serta merta dapat memobilisasi untuk membantu pelayanan kesehatan, bila segera harus melakukan pertolongan.

Sebenarnya dalam pandangannya, rekan perawat itu tidak mungkin juga secepat itu dapat membantu memenuhi pelayananan kesehatan di masing-masing pelayananan. Jadi pemenuhan SDM kesehatan di situasi darurat dapat juga diartikan sebagai relawan, dan semuanya tidak dapat terpenuhi dikarenakan adanya berbagai persoalan-persoalan maupun regulasi.

“Tentunya dengan SDM yang terbatas ini dan pelayanan yang semakin meningkat, maka manajemen SDM keperawatan agar lebih efektif, efisien dan aman,” harapnya.

Berkaitan dengan program vaksinasi, maka semua perawat diharapkannya agar cepat divaksin, supaya perawat mendapatkan proteksi, perlindungan atau kekebalan dikarenakan sesuai teori kesehatan semester pertama di Pendidikan Kesehatan,  intinya yaitu agar daya tahan tubuh dapat terlindungi dari keganasan virus maupun lingkungan yang buruk.

Diketahui bahwa perawat diterangkannya, bekerja pada lingkungan yang sangat rentan dengan banyak kuman ataupun virus, hal ini sangat rentan sekali, jadi kalau tidak punya daya tahan tubuh yang bagus, maka akan mudah sekali terinfeksi.

“Kiranya itulah kepentingan vaksin Covid-19 ini, No Politik, No Kepentingan-kepentingan yang lain, tapi kepentingan keselamatan perawat,” tuturnya.

Harif Fadhillah mengatakan sehubungan dengan proses vaksinasi ini, memohon kiranya kalau ada menemukan hambatan di lapangan, tolong segera laporkan ke DPD atau DPW PPNI, agar supaya dapat ditindaklanjuti kepada pihak Kemenkes, jika adanya berbagai hal yang dapat menghambat di lapangan, demi suksesnya program vaksin tersebut.

“Kami ingin sekali quota perawat itu terpenuhi, kecuali memang tidak dapat dilakukan, dikarenakan hambatan sakit atau tidak memenuhi kriteria. Saya harap seluruh perawat memenuhi quota dari pemerintah untuk dapat divaksin,” ungkapnya.

“Kita juga harus pahami, bahwa kita lakukan edukasi pada masyarakat, harapannya juga edukasi pada vaksin sehingga dapat mendapatkan informasi dan memutuskan dirinya untuk vaksin,” sambung Harif Fadhillah.

Dijelaskannya pula, dalam teori kesehatan masyarakat, mengatakan jika sebagian besar masyarakat atau komunitas dalam suatu wilayah atau suatu bangsa, jika sudah dilakukan vaksin maka terjadi herd community itu bila diatas 70 % yang telah divaksin, tapi kalau kurang dari 70 %, maka tidak akan terjadi lintas proteksi, sehingga hanya berlaku pada individu saja masing-masing dan tidak berlaku bagi komunitas.

Namun sebaliknya diucapkannya, kalau terjadi herd community pada komunitas, mudah-mudahan kita semua dapat melewati pandemi dengan cepat, dan diketahui masa pandemi yang sudah sukup lama atau hampir setahun ini dialami dapat merubah seluruh pola kehidupan (pola kerja, pola hubungan keluarga, pengembagan diri, dsb), yang dikiranya sedikit banyak menyebakan stres berkepanjangan.

“Untuk itulah, mari kita tetap berpikir positif dan antusias, serta optimis agar segera pandemi Covid-19 ini berlalu,” tutup Harif Fadhillah. (IM)

 

Sumber foto : Youtube Bapena PPNI

 

 

 

 

Tinggalkan Balasan

%d blogger menyukai ini: